Jumat, 11 Mei 2012

penyakit jantung bawaan

Makalah penyakit jantung bawaan A. DEFINISI Penyakit jantung bawaan adalah penyakit struktural jantung dan pembuluh darah besar yang sudah terdapat sejak lahir. Perlu diingatkan bahwa tidak semua penyakit jantung bawaan tersebut dapat dideteksi segera setelah lahir, tidak jarang penyakit jantung bawaaan baru bermanifestasi secara klinis setelah pasien berusia beberapa minggu, beberapa bulan, bahkan beberapa tahun ( Markum, 1996). Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak-anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan meniinggal pada waktu bayi. Oleh karena itu, penyakit jantung bawaan yang ditemukan pada orang dewasa menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda. Hal ini pulalah yang menyebabkan perbedaan pola penyakit jantung bawaan pada anak dan pada orang dewasa (Panggabean & Harun, 1999). B. ETIOLOGI Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi beberapa faktor diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian kelainan-kelainan jantung bawaan. Faktor-faktor tersebut adalah: 1. Faktor prenatal: • Penyakit rubella • Alkoholisme • Umur ibu lebih dari 40 tahun • Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin 2. Faktor genetik: • Kelainan jantung pada anak yang lahir sebelumnya • Ayah atau ibu menderita penykit jantung bawaan • Kelainan kromosom, seperti sindroma Down • Lahir dengan kelainan bawaan yang lain. (Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, 1993). C. PATOFISIOLOGI Dalam keadaan normal darah akan mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Daerah yang bertekanan tinggi ialah jantung kiri sedangkan yang bertekanan rendah adalah jantung kanan. Sistem sirkulasi paru mempunyai tahanan yang rendah sedangkan sistem sirkulasi sistemik mempunyai tahanan yang tinggi. Apabila terjadi hubungan antara rongga-rongga jantung yang bertekanan tinggi dengan rongga-rongga jantung yang bertekanan rendah akan terjadi aliran darah dari rongga jantung yang bertekanan tinggi ke rongga jantung yang bertekanan rendah. Sebagai contoh adanya defek pada sekat ventrikel, maka akan terjadi aliran darah dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan. Kejadian ini disebut pirau (shunt) kiri ke kanan. Sebaliknya pada obstruksi arteri pulmonalis dan defek septum ventrikel tekanan rongga jantung kanan akan lebih tinggi dari tekanan rongga jantung kiri sehingga darah dari ventrikel kanan yang miskin akan oksigen mengalir melalui defek tersebut ke ventrikel kiri yang kaya akan oksigen, keadaan ini disebut dengan pirau (shunt) kanan ke kiri yang dapat berakibat kurangnya kadar oksigen pada sirkulasi sistemik. Kadar oksigen yang terlalu rendah akan menyebabkan sianosis. Kelainan jantung bawaan pada umumnya dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut: 1. Peningkatan kerja jantung, dengan gejala: kardiomegali, hipertrofi, takhikardia 2. Curah jantung yang rendah, dengan gejala: gangguan pertumbuhan, intoleransi terhadap aktivitas. 3. Hipertensi pulmonal, dengan gejala: dispnea, takhipnea 4. Penurunan saturasi oksigen arteri, dengan gejala: polisitemia, asidosis, sianosis. ( Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, 1993). A. KLASIFIKASI Pembagian atas dasar kelainan fungsi sirkulasi yang terjadi, yaitu: 1. Penyakit jantung bawaan non-sianotik: a. Dengan vaskularisasi paru normal: stenosis aorta, stenosis pulmonal, koarktasio aorta, kardiomiopati. b. Dengan vaskularisasi paru bertambah: defek septum atrium, defek atrioventrikularis, defek septum ventrikel, duktus arteriosus persisten, anomaly drainase vena pulmonalis parsial. 2. Penyakit jantung bawaan sianotik: a. Dengan vaskularisasi paru bertambah: transposisi arteri besar tanpa stenosis pulmonal, double outlet right ventricle tanpa stenosis pulmonal, trunkus arteriosus persisten, ventrikel tunggal tanpa stenosis pulmonal, anomaly total drainase vena pulmonalis. b. Dengan vaskularisasi paru berkurang: stenosis pulmonal berat pada neonates, tetralogi Fallot, atresia pulmonal, atresia tricuspid, anomaly Ebstein. (Sastroasmoro & Maldiyono, 1996) SEPTAL DEFECT (ASD)/DEFEK SEPTUM ATRIUM ASD adalah suatu kelainan jantung bawaan dimana terdapat defek sederhana atau multiple diantara kedua atrium (kanan dan kiri). Gambaran anatomis Tiga macam variasi anatomis yang terjadi pada ASD adalah: 1. Tipe ostium sekundum, terdapat pada 50 diantara 51 pasien 2. Tipe ostium primum, terdapat pada 1 diantara 51 pasien, merupakan bagian kanal atrioventrikular parsial 3. Tipe sinus venosus, terdapat pada 5% pasien, kadang-kadang disertai dengan stenosis mitral (sindrom Lutembacher) patofisiologi ASD sekundum biasanya terjadi oleh karena septum intra atrial tidak berkembang dengan baik, sehingga terdapat defek disekitar foramen ovale, jika defek terdapat di bagian superior dari foramen ovale dan dekat muara vena kava superior maka disebut sebagai defek sinus venosus. Pada mulanya akan terjadi pirau dari atrium kiri ke kanan oleh karena tekanan atrium kiri Iebih besar daripada atrium kanan, selain itu perbedaan compliance antara ventrikal kanan dan ventrikel kiri juga mempengaruhi besarnya pirau. Pada defek yang besar volume darah yang mengalir ke kanan akan menyebabkan aliran darah pulmonal bertambah, yang pada akhirnya akan menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah pulmonal, kemudian terjadi hipertensi pulmonal, peningkatan tekanan di ventrikel kanan serta atrium kanan. Jika tekanan di atrium kanan sama atau melebihi tekanan di atrium kiri maka akan terjadi hi-directional Shunt bahkan pada fase berikutnya akan terjadi sindroma Eisenmenger. ASD primum disebabkan fusi yang tidak sempurna antara septum primum dengan endocardial cushion, defek tenjadi dibagian bawah foramen ovate dekat katub mitral dan tricuspid, sehingga pada defek mi sering disertai adanya deformitas katub mitral maupun katub trikuspid yang dapat menyebabkan insufisiensi katub mitral maupun tricuspid. Hemodinamik Tekanan atrium kiri yang lebih tinggi menyebabkan darah mengalir ke atrium kanan. 1. Bila defek besar sekali maka secara fungsionil terdapat satu atrium. 2. Tahanan pada pengisian ventrikel kanan lebih kecil daripada ventrikel kiri. 3. Pada ASD besar, perubahan-perubahan vaskuler paru serta peninggian PVR (Pulmonary Vascular Resistance) lebih lambat terjadi daripada PDA dan VSD. Manifestasi klinis • Pada tipe ostium sekundum dan sinus venosus akan menyebabkan keluhan kelemahan dan sesak nafas, umumnya timbul pada usia dewasa muda. • Kegagalan jantung kanan serta aritmia supraventrikular dapat pula terjadi pada stadium lanjut. • Gejala yang sama juga ditemukan pada tipe ostium primum. • Apabila regurgitasi mitral berat, gejala serta keluhan akan muncul lebih berat dan lebih awal. • Gejala umumnya ditemukan pada usia 20-40 tahun, 9-15% pada umur yang lebih tua.Pasien wanita lebih banyak daripada pria dengan perbandingan 4 : 1. Pemeriksaan fisik • Aktifitas ventrikel kanan jelas teraba di parasternal kanan, dan thrill (25%) di sela iga II atau III kiri. • Pada auskultasi didapatkan systolic murmur II • Pada tipe ostium sekundum dan sinus venosus: bising ejeksi sistolik di daerah sela iga 2 atau 3 pinggir sternum kiri disertai fixed splitting bunyi jantung II. Hal ini menggambarkan penambahan aliran darah melalui katup pulmonal. • Kadang-kadang terdapat juga bising awal diastolik pada garis sterna bagian bawah, yang menggambarkan penambahan aliran di katup trikuspid. Pemeriksaan diagnostik • Radiologi: foto rontgen dada hampir selalu terdapat kardiomegali. • Elektrokardiografi/EKG, menunjukkan adanya gangguan konduksi pada ventrikel kanan dengan aksis QRS bidang frontal lebih dari 90°. • Ekokardiografi, sangat menentukan dalam diagnosis anatomik. • Kateterisasi jantung untuk menentukan resistensi vaskuler paru Penatalaksanaan 1. Operasi penutupan defek, dianjurkan saat berusia 5-10 tahun 2. Obat vasodilator, obat antagonis kalsium untuk membantu pada pasien dengan resistensi kapiler paru yang sangat tinggi dan tidak dapat dioperasi. VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)/DEFEK SEPTUM VENTRIKEL VSD adalah kelainan jantung berupa tidak sempurnanya penutupan dinding pemisah antara kedua ventrikel sehingga darah dari ventrikel kiri ke kanan dan sebaliknya. Umumnya congenital dan merupakan kelainan jantung bawaan yang paling sering ditemukan. Gambaran anatomis Terdapat empat macam lokasi anatomis, walaupun tidak dapat dibedakan secara klinis. Aspek bedah lokasi ini sangat berbeda: 1. VSD membranosa tepat di belakang bawah Krista supraventrikular pada septum membranosa. Jumlahnya mencapai 75% seluruh VSD. 2. Suprakista atau konal, terletak di atas Krista supraventrikular dekat katup pulmoner. 3. Inferoposterior, terletak di bawah septum membranosa dekat daun katup trikuspid. 4. Muskular, terletak ke arah apeks dan bagian otot septum intervene trikular, jenis ini sering ditemukan ganda. patofisiologi Secara klinis perubahan hemodinamik VSD tergantung dan besar kecilnya defek dan tingginya resistensi pulmonal dan tanpa adanya perubahan hemodinamik sampai terjadi gagal jantung kongestif maupun hipertensi pulmonal. Pada VSD dengan defek ukuran sedang tenjadi beban volume berlebih pada arteri pulrnonalis atrium kiri serta ventnikel kiri, sedang pada ventnikel kanan tidak mengalami penambahan beban volume oleh karena darah yang masuk melewati pirau tenjadi pada saat sistol dimana pada saat itu ventrikel kanan mengalami kontraksi sehingga darah langsung masuk ke arteri pulmonalis. Pada VSD besar, meskipun terjadi pada fase sistolik, oleh karena besarnya defek mengakibatkan transmisi secara langsung dan bebas tekanan dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan yang pada akhirnya mengakibatkan dilatasi maupun hipertrofi ventrikel kanan dan jika tidak dilakukan koreksi akan menyebabkan sindroma Lisenmenger. dan setelah fase ini secara berangsur akan terjadi penurunan dimensi atrium kiri maupun ventrikel kiri sebagai konsekuesi menurunnya aliran darah dan kiri ke kanan. Hemodinamik Tekanan ventrikel kiri yang tinggi menyebabkan darah mengalir ke ventrikel kanan dan arteri pulmonalis sehingga menyebabkan peninggian tahanan vaskuler paru. Shunt dipengaruhi oleh: 1. Besar defek • Bila kurang dari 1 cm (aliran darah dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan tertahan) aliran darah paru kurang dari 2 x aliran darah sistemik. • Defek besar (aliran darah hanya mengalami tahanan sedikit) maka aliran darah paru dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan meningkat. 2. PVR (Pulmonari Vascular Resistance) • Bila defek kecil maka PVR kecil • Bila defek besar maka PVR mungkin normal. Manifestasi klinis VSD pada orang dewasa muncul dengan tiga gambaran klinis dan perjalanan penyakit yang berbeda,yaitu: 1. VSD kecil tanpa aliran darah pintas dan gangguan hemodinamik yang berbeda. • Adanya thrill dan bising pansistolik yang keras dan kasar di garis sternal bagian bawah. • Foto rontgen dada dan EKG tetap normal pada VSD muskular, bising ini berakhir pada saat mid-diastolik, karena penutupan VSD pada saat mid-diastolik. • Sebagian besar VSD jenis ini akan menutup secara alamiah pada umur 3 tahun, sisanya tetap terbuka dan mudah didiagnosis. 2. VSD sedang dengan kelainan vaskuler paru obstruktif dan sianosis. • Jenis ini tidak sering ditemukan pada orang dewasa karena sering menutup atau menjadi VSD kecil pada umur muda. • Shunt cukup besar sehingga bising pansistolik pada garis sterna kiri bawah sering disertai bising mid-diastolik di daerah katup mitral dan gallop protodiastolik di daerah apeks. • Foto rontgen dada menunjukkan kardiomegali dan vaskularisasi yang bertambah, sedangkan EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri. 3. VSD besar dengan stenosis pulmoner yang sulit dibedakan dengan tetralogi Fallot. • Aliran darah pintas yang besar mengakibatkan gagal jantung pada janin berusia 2-3 bulan. • Beberapa pasien dapat hidup sampai dewasa muda atau dewasa dengan kelainan vaskular paru obstruktif berat, stenosis pulmoner infundibular. Gejala klinik tergantung besar shunt dan PVR: • Dispnea (-), kecuali setelah latihan lama dan intensif • Sianosis hanya pada shunt kanan ke kiri pada stadium lanjut • Kecendrungan infeksi saluran nafas atas • Pertumbuhan terganggu (mungkin) • Kesulitan makan. Pemeriksaan diagnostik 1. EKG EKG menunjukkan gambaran normal sampai ada kalainan a. Hipertrofi ventrikel kiri dan Abnormalitas atrium kiri didapatkan pada penderita dengan defek sedang. b. .Pada VSD dengan defek besar didapatkan adanya hipertofi ventrikel kiri maupun kanan dengan atau tanpa abnormalitas atrium kiri c. Pada sindroma Eisenmenger didapatkan gambaran hipertropfi ventnikel kanan dengan atau tanpa hipertrofi ventrikel kiri. 2. FOTO THORAKS Kardiomegali dengan gambaran adanya pembesaran Atrium kiri, venrikel kiri, kadang-kadang ventrikel kanan, arteri pulmonalis yang prominen serta peningkatan vaskularisasi paru berkorelasi langsung dengan besarnya pirau. 3. EKHOKADIOGRAFI Pemeriksaan two -dimeflsiOflal dan doppler echocardlogrphy dapat mengidentifikasi besar dan lokasi defek, meinperkirakan besarnya tekanan arteri pulmonalis, juga mengidentifikasi kelainafl lain yang rnenyertai serta mengestifliasi besarnya pirau. 4. KATETERISASI JANTUNG a. Terdapat peningkatan saturasi oksigen di ventrikel kanan serta peningkatan tekanan di atrim kin, ventrikel kin maupun arteri pulmonalis pada VSD yang sedang dan berat. b. menentukan rasio aliran darab ke paru dan sistemik (Qp/Qs ) seda menentukan raslo tahanan paru dan sistemik (RpiRs) ,nilai tensebijt kemudian dipakal sebagal pedoman indikasi dan kontraindikasi penutupan defek. c. Jika tekanan di arteri pulmonalis sangat meningkat, tes dengan pembenian oksigen 100% untuk menilai reversibilitas vaskuler paru. d. Angiogram pada ventnikel kin untuk melihat jumlah dan lokasi dan defek, sedangkan aortografi untuk menentukan adanya kemungkinan regurgitasi oleh karena prolaps katub aorta. Penatalaksanaan 1. Medik: atasi gizi, infeksi dan kegagalan jantung. Pada kasus dengan defek kecil dan perkembangan baik tidak memerlukan operasi. 2. Pembedahan berupa banding, penutupan defek. • Operasi paliatif: berupa banding (penyempitan) arteri pulmonalis untuk mengurangi aliran darah ke paru. Setelah dilakukan banding kelak harus diikuti dengan operasi penutupan defek sekaligus dengan membuka penyempitan arteri pulmonalis. • Penutupan defek septum ventrikel. Operasi dilakukan dengan sternotomi median, dengan bantuan mesin jantung-paru. . Tingkatkan Kualitas Hidup Sehat dengan Memelihara Hewan! October 25, 2011 by Filed under Wanita Leave a Comment Selama ini, orang memelihara hewan karena mereka dapat menjadi teman yang baik, sahabat yang setia. Tetapi ternyata, memelihara hewan juga dapat membantu menjaga kesehatan majikannya. Anda mungkin akan terkejut ketika mengetahui bahwa banyak manfaat yang bisa didapat dari hewan peliharaan bisa meningkatkan kesehatan si pemiliknya. Berikut adalah manfaat-manfaatnya. EFEK TERHADAP FISIK (JASMANI) Ada beberapa pengaruh hewan peliharaan terhadap kesehatan jasmani kita, antara lain : Mencegah Tingginya Tekanan Darah. Memiliki hewan peliharaan dapat membantu Anda mengelola tekanan darah. Salah satu penelitian menyimpulkan bahwa orang yang memiliki hewan peliharaan memiliki tekanan darah yang lebih rendah dibanding orang yang tidak memiliki binatang peliharaan. Penelitian lain menunjukkan bahwa pengidap hipertensi dapat mengalami penurunan tekanan darah ketika membelai anjing. Membantu Menurunkan Kolesterol. Untuk mengelola kolesterol, dokter masih menyarankan mengikuti pedoman diet, olahraga, dan pengobatan. Tetapi hewan peliharaan ternyata juga memiliki pengaruh terhadap turunnya kadar kolestrol dan trigliserida. Pasalnya, hewan peliharaan tentunya akan membuat aktivitas majikannya bertambah dengan merawat dan mengajaknya bermain, sehingga secara tidak langsung majikannya berolahraga. Dengan demikian, kadar kolestrol dalam tubuh pun turun dengan olahraga. Baik untuk Jantung. Penderita penyakit jantung yang memiliki hewan peliharaan, dapat hidup lebih lama dibanding mereka yang tidak memiliki sama sekali. Salah satu penelitian menemukan bahwa orang yang tidak memiliki peliharaan memiliki resiko lebih tinggi untuk meninggal karena serangan jantung. Beberapa studi lain pun menyatakan demikian. Secara keseluruhan, pemilik hewan peliharaan memiliki risiko kematian lebih rendah akibat penyakit jantung. Kebugaran Fisik Lebih Bagus. Orang yang memiliki anjing cenderung lebih aktif secara fisik daripada orang yang tidak memiliki anjing. Mengajak anjing berjalan-jalan 30 menit setiap hari akan membuat tubuh tetap bergerak dan memastikan tubuh melakukan aktivitas fisik yang sehat. Mengatasi Obesitas. Anjing membuat Anda lebih aktif karena harus mengajaknya berlari dan bermain di luar rumah. Karena itu, kecil kemungkinan bagi pemiliknya untuk mengalami obesitas. Mengurangi Alergi . Mungkin hal ini bertolak belakang dengan anggapan yang selama ini beredar, namun para peneliti telah menemukan bahwa anak yang tumbuh dengan memiliki anjing atau kucing dapat mengurangi risiko asma dan alergi. Sebuah studi tahun 2004 di University of Wisconsin anak yang tumbuh dengan memiliki anjing di rumah memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat dan lebih efektif memerangi masalah pernafasan kronis. Para peneliti telah mencatat bahwa anak-anak yang tumbuh dalam sebuah rumah yang ada anjing atau kucing jarang mengalami alergi. Hal yang sama berlaku untuk anak-anak yang tinggal di peternakan dengan hewan besar. Meningkatkan Imunitas. Pemilik hewan peliharaan ternyata memiliki tingkat sistem kekebalan yang lebih tinggi dan menunjukkan aktivasi sistem imun yang lebih kuat, yang akan membantu mereka tetap sehat sampai usia tua. Menguatkan Tulang. Tulang yang kuat dapat mencegah terjadinya osteoporosis dan patah tulang. Penelitian membuktikan bahwa berjalan-jalan dengan anjing dapat membantu menguatkan tulang. Kegiatan ini merupakan latihan menahan beban yang memperkuat tulang dan otot-otot. Hal ini juga memungkinkan Anda menghabiskan waktu di bawah sinar matahari, yang mengubah provitamin D menjadi vitamin D yang aktif dan bisa dipakai tubuh. EFEK TERHADAP PSIKOLOGIS (MENTAL) Selain terhadap fisik, memiliki hewan peliharaan juga memberikan manfaat bagi kondisi psikologis pemiliknya. Sebuah studi di Amerika menunjukkan, kepemilikan binatang peliharaan memberikan sumbangan besar terhadap terapi dan rehabilitasi untuk orang dewasa dan mengurangi risiko penyakit mental yang serius. Adanya bintang peliharaan, membuat kita merasa selalu ada yang menemani dan mendorong interaksi sosial yang baik untuk kesehatan mental. Selain itu, banyak manfaat psikologis lain yang bisa kita dapatkan dari memelihara hewan. Berikut ini point-pointnya. Pembangkit Mood Alami. Hanya membutuhkan waktu 15 sampai 30 menit bersama dengan anjing atau kucing, atau menonton ikan berenang maka perasaan cemas dan stres akan berkurang. Tubuh benar-benar mengalami perubahan fisik yang membuat suasana hati ikutberubah. Tingkat kortisol (hormon yang berhubungan dengan stres) bisa menurun. Sedangkan produksi serotonin (zat kimia yang terkait dengan perasaan senang) bisa meningkat. Bagi penderita dementia Alzheimer, hewan peliharaan mampu menin77777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777gkatkan perasaan bahagia. Mengatasi Depresi. Mereka yang memiliki hewan peliharaan biasanya lebih jarang merasakan depresi, Mengapa demikian? Ternyata bermain dengan hewan peliharaan mampu menurunkan tingkat stres.Terapis umumnya merekomendasikan hewan peliharaan sebagai salah satu cara menangani depresi. Tidak ada yang lebih mencintai Anda tanpa syarat daripada hewan peliharaan Anda. Selain itu, hewan peliharaan merupakan pendengar yang baik. Membelai kucing atau anjing juga memiliki efek menenangkan. Merawat, berjalan-jalan, bermain dengan hewan peliharaan merupakan cara menghabiskan waktu yang baik dan menyenangkan. Menambah Interaksi, Mengurangi Isolasi. Salah satu kunci untuk pikiran yang sehat adalah terlibat dengan orang lain. Dan pemilik hewan peliharaan memiliki kecenderungan untuk ingin berbicara dengan pemilik hewan peliharaan lainnya. Orang akan berhenti dan berbicara dengan Anda ketika mereka melihat Anda berjalan dengan hewan peliharaan. Selain itu, jika Anda kurang percaya diri dalam pergaulan, pembicaraan mengenai hewan peliharaan merupakan topik pembuka yang sangat baik. Bekerjasama dengan Terapis. Beberapa terapis kesehatan mental menggunakan anjing dalam terapi. Seekor anjing di kantor terapis dapat membantu seseorang menjadi lebih nyaman. Seorang terapis bercerita tentang pasangan suami istri yang bertengkar di kantornya. Anjing yang biasanya hanya tidur selama sesi, langsung bangkit dan ingin keluar. Dia menggunakannya untuk membantu pasangan melihat bagaimana pertempuran mereka mempengaruhi orang lain, terutama anak-anak mereka. Meningkatkan Kelancaran Membaca. Sebuah studi menemukan bahwa hewan peliharaan membantu anak-anak untuk membaca lebih baik. Sebuah penelitian menyatakan anak-anak yang membacakan buku di depan binatang peliharaan mereka menunjukkan adanya peningkatan kelancaran membaca. Selain itu, psikiatri Anak dan Remaja mengatakan hewan peliharaan juga dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan komunikasi non-verbal. Beberapa ahli mengatakan anak yang tumbuh dengan hewan peliharaan memiliki IQ lebih tinggi dan kecerdasan emosional. Selain memiliki efek terhadap fisik dan psikologis, ternyata hewan peliharaan dapat membantu mengatasi penyakit-penyakit tertentu lho! Apa saja penyakit tersebut dan apa efeknya? Silakan telusuri point-point berikut ini : Mencegah Asma. Hal ini terdengar berlawanan sebab alergi hewan peliharaan merupakan salah satu pemicu asma yang paling umum. Peneliti menemukan anak-anak yang di rumahnya ada kucing lebih kecil kemungkinannya untuk terserang asma saat mereka bertambah tua. Ada satu pengecualian, anak-anak yang ibunya memiliki alergi kucing ternyata tiga kali lebih mungkin mengembangkan asma setelah paparan awal dengan kucing. Alarm untuk Penderita Diabetes. Bagi penderita diabetes, penurunan kadar glukosa mendadak dalam darah dapat menjadi masalah yang sangat serius. Beberapa anjing dapat mengingatkan pemiliknya mengenai penurunan tersebut sebelum benar-benar terjadi hal yang berbahaya. Anjing bisa mencium perubahan-perubahan kimia dalam tubuh yang mengeluarkan bau. Mencegah Terjadinya Stroke. Para peneliti tidak tahu mengapa, namun pemilik kucing cenderung mengalami stroke lebih sedikit daripada orang yang tidak memiliki kucing. Para peneliti berspekulasi bahwa kucing mungkin memiliki efek yang lebih menenangkan bagi pemiliknya daripada binatang lain karena mendapat perhatian lebih dari pemiliknya, yang mengalihkan mereka dari stres. Mengobati Stroke. Program rehabilitasi beberapa pasien stroke menggunakan kuda untuk membantu memfasilitasi pemulihan. Pada tempat-tempat seperti Xenophon Therapeutic Riding Center di California, klien yang mengalami stroke berkuda ditemani seorang pendamping dan seseorang pemandu kuda. Menunggang kuda membantu latihan peregangan, yang terutama baik jika satu sisi telah dibuat lemah. Hal ini juga membantu orang mendapatkan kembali keseimbangan dan membangun pusat kekuatan. Membantu Penderita Rheumatoid Arthritis. Orang dengan rheumatoid arthritis mendapatkan manfaat dari gerakan-gerakan saat berjalan dan melemparkan bola kepada hewan peliharaannya. Namun nampaknya bantuan yang paling baik berasal dari anjing atau kucing yang sangat peka terhadap orang yang tidak merasa sehat. Kadang-kadang kehadiran mereka dapat memberikan kenyamanan yang melegakan. Menenangkan Panas selama Sakit kronis. Seekor anjing Meksiko berbulu yang disebut Xolo dikenal menghasilkan panas tubuh yang kuat. Suatu organisasi yang disebut Paws for Comfort melatih beberapa Xolo sebagai anjing pelayan untuk penderita fibromyalgia dan penyakit kronis lain yang merespon panas. Penderita dapat tertolong hanya dengan meletakkan kaki mereka yang sakit di atas tubuh anjing atau berbaring di sebelahnya. Beberapa anjing bahkan telah dilatih untuk menyelimuti leher seseorang yang menderita sakit leher kronis. Membantu Penderita Epilepsi. Seizure Dog merupakan anjing yang telah dilatih secara khusus untuk hidup dan bekerja dengan penderita epilepsi. Beberapa anjing dilatih untuk menyalak dan memperingatkan orangtua saat anak mengalami kejang. Beberapa anjing juga dilatih untuk memperingatkan bahwa dalam beberapa waktu ke depan akan terjadi kejang pada pemiliknya. Hal ini memberikan waktu penderita epilepsi untuk berbaring atau menjauh dari tempat berbahaya seperti kompor panas. Membantu Penderita Parkinson. Anjing yang dilatih khusus untuk membantu penderita Parkinson mempertahankan kemandirian mereka. Mereka dapat mengambil benda yang jatuh atau apabila diminta. Mereka dapat membantu keseimbangan, membuka dan menutup pintu, menyalakan lampu dengan cakar mereka. Anjing juga bisa merasakan ketika penderita Parkinson tiba-tiba ‘membeku’ (tidak bergerak). Selain penyakit-penyakit yang disebut di atas, hewan peliharaan pun dapat membantu mengatasi gejala kejiwaan, seperti ADHD dan autism. Mengatasi ADHD (Hiperaktif). Anak-anak dengan ADHD bisa mendapatkan manfaat dengan menjaga hewan peliharaan. Ikut merawat hewan peliharaan membantu anak belajar mengatur rencana dan bertanggung jawab. Bermain dengan hewan peliharaan adalah cara terbaik untuk melepaskan kelebihan energi. Artinya mereka akah lebih mudah jatuh tertidur ketika waktu tidur. Dan karena ikatan antara hewan peliharaan dan anak adalah cinta tak bersyarat, hewan peliharaan membantu anak-anak dengan ADHD belajar tentang harga diri. Membantu Autisme. Bagi anak yang menderita autisme, dalam kegiatan sehari-harinya terutama yang melibatkan keadaan sosial baru, merupakan hal yang sangat sulit bagi mereka. Namun hewan dengan mudah menarik perhatian anak-anak autis. Sebuah penelitian menemukan bahwa binatang peliharaan dapat menurunkan tingkat stres dan kecemasan anak autis. Sumber :  www.medicinenet.com  www.webmd.com  www.medscape.com ONGENITAL A. TEORI Definisi Yang dimaksud dengan kelainan jantung kongenital adalah kelainan structural dan atau pembuluh darah besar intrathorakal yang dapat menimbulkan gangguan fungsi kardiovaskuler. Etiologi Penyebab terjadinya KJK belum dapat diketahui secara pasti tetapi beberapa factor diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian KJK. Faktor tersebut adalah : 1. Faktor Prenatal :  Penyakit Rubella  Alkoholisme  Umur ibu > 40 tahun  Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin  Ibu merokok  Ibu menderita infeksi 2. Faktor Genetik :  Kelainan jantung pada anak yang lahir sebelumnya.  Ayah dan Ibu menderita penyakit jantung bawaan.  Kelainan kromosom seperti sindrom Down.  Lahir dengan kelainan bawaan yang lain. KJK pada umumnya dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut : c. Peningkatan kerja jantung dengan gejala :  Kadiomegali  Hipertropi  Techicardi d. Curah jantung rendah dengan gejala :  Gangguan pertumbuhan  Intoleransi aktivitas e. Hipertensi Pulmonal Dengan gejala Dispneu dan Tachipneu f. Penurunan saturasi oksigen arteri Dengan gejala Polisitemia, asidosis dan sianosis Jenis-jenis Kelainan Jantung Bawaan : 7. KJK Asianotik, seperti : a. Duktus Arteriosus Paten (PDA) Yaitu duktus arteriosus tidak menutup setelah lahir b. Defek Septum Ventrikel (VSD) Yaitu hubungan antara ventrikel kanan dan kiri ukurannya bervariasi dapat disertai kelainan yang lain. c. Defek Septum Atrium (ASD) Adanya hubungan antara atrium kanan dan kiri d. Stenosis Pulmonal (SP) Adanya penyempitan muara arteri pulmonal. e. Stenosis Aorta (SA) Adanya penyempitan aorta. 8. KJK Sianotik , penyebab : . Peredaran darah janin a. Aliran darah pulmonal berkurang yaitu pada Tetralogi of Fallot (TF) & TA. b. Aliran darah pulmonal meningkat yaitu pada TGA & TAPVD Gejala yang timbul :  Sesak nafas atau dispnea  Palpitasi  Kehilangan kesadaran yang tiba-tiba akibat penurunan aliran darah keotak  Edema  Cyanosis  Bayi malas minum Pemeriksaan fisik Meliputi : inspeksi, palpasi, perkusi & auskultasi PATHWAYS Pathways dapat dilihat disini ANALISA DATA NO TGL / JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI 1 Diisi pada saat tang gal pengkajian Berisi data subjektif dan data objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan masalah yang sedang dialami pasien seperti gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll Etiologi berisi tentang penyakit yang diderita pasien DIAGNOSA KEPERAWATAN   Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan cardiac output  Inefektif pola nafas b.d akumulasi secret  Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake yang tidak adekuat  Kecemas an ortu b.d kurangnya pengetahuan tentang kondisi bayinya  Resiko infeksi tali pusat b.d infasi kuman pathogen  RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN PERENCANAAN 1 Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan card iac output. Gangguan perfusi jaringan teratasi dalam waktu 3x24 jam. Kriteria hasil :  RR 30-60 x/mnt  Nadi 120-140 x/mnt.  Suhu 36,5-37 C  Sianosis (_)  Ekstremitas hangat 5. Observasi frekwensi dan bunyi jantung 6. Observasi adanya sianosis. 7. Beri oksigen sesuai kebutuhan 8. Kaji kesadaran bayi 9. Observasi TTV. 10. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy. 2 Inefektif pola nafas b.d akumulasi secret. Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam Kriteria hasil : o RR 30-60 x/mnt o Sianosis (-) o Sesak (-) o Ronchi (-) o Whezing (-) 16. Observasi pola nafas 17. Observasi frekuensi dan bunyi nafas 18. Tempatkan kepala pada posisi hiperekstensi 19. Observasi adanya sianosis. 20. Lakukan suction 21. Monitor dengan teliti hasil pemeriksaan gas darah. 22. Beri O2 sesuai program 23. Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien. 24. Observasi respon bayi terhadap ventilator dan terapi O2 25. Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya. 3 Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake yang tidak adekuat Kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah 3x24 Jam. Kriteria hasil : o Tidak terjadi penurunan BB>15% o Muntah (-) o Bayi dapat minum dengan baik 29. Observasi intake dan output 30. Observasi intake dan output 31. Kaji adanya sianosis pada saat bayi minum. 32. Pasang NGT bila diperlukan. 33. Beri nutrisi sesuai kebutuhan bayi 34. Timbang BB tiap hari. 35. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy. 36. Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit bayi. 4 Kecemasan ortu b.d kurang pengetahuan tentang kondisi bayinya. Kecemasan berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1x24 jam Kriteria hasil : o Orang tua mengerti tujuan yang dilakukan dalam pengobatan therapy. o Orangtua tampak tenang. o Orang tua berpartisipasi dalam pengobatan 40. Jelaskan tentang kondisi bayi 41. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan penjelasan tentang penyakit dan tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan penyakit yang diderita bayi. 42. Libatkan orangtua dalam perawatan bayi. 43. Berikan support mental 44. Berikan reinforcement atas pengertian orangtua. 5 Resiko infeksi tali pusat b.d invasi kuman patogen. Infeksi tali pusat tidak terjadi dalam waktu 3x24 jam Kriteria hail : o Suhu 36-37 C o Tali pusat kering dan tidak berbau. o Tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat. 48. Lakukan tehnik aceptic dan antiseptic pada saat memotong tali pusat. 49. Jaga kebersihan daerah tali pusat dan sekitarnya. 50. Mandikan bayi dengan air bersih dan hangat. 51. Observasi adanya perdarahan pada tali pusat 52. Cuci tali pusat dengan sabun dan segera keringkan bila tali pusat kotor atau terkena feses. 53. Observasisuhu bayi di 20:58 - Label: Askep Maternitas, Kumpulan Contoh Askep - Tag Cloud • Contacts • Nursing Career • Cardiac Output • Programs • Jaringan • Antiseptics • Traffic Ranking { 1 komentar... Views All / Post Comment! } Shinta mengatakan... Saya copy askepnya ya mas,,,, hehehe........ 22 April 2011 00:15 Poskan Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Enter your email address: Delivered by FeedBurner Best Friends Contoh Askep • Contoh Askep • Medikal Bedah • Anak • Maternitas Nurse • Download Askep • Lowongan Kerja • Lansia • Drugs • Kesehatan • Keperawatan • Jurnal Kesehatan • KTI - Skripsi Label • Blogging (22) • Business (10) • Kehidupan Jepang (13) • Techno (6) Entri Populer • ASKEP KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS ( TBC ) • ASKEP KLIEN DM DENGAN GANGREN • ASKEP KLIEN DENGAN KANKER PAYUDARA • ASKEP ANAK DENGAN GASTROENTERITIS • MANAJEMEN NYERI Read more: ASKEP BAYI DENGAN KELAINAN JANTUNG KONGENITAL:CONTOH ASKEP ri Peribadi Muslim-Hasan al-Banna Hasan al-Banna adalah tokoh besar dalam sejarah dakwah. Beliau pernah menggariskan 10 ciri-ciri penting dalam usaha pembentukan peribadi Muslim. Moga Allah sentiasa merahmati beliau dan memberi kekuatan untuk setiap pendakwah yang mengambil suntikan motivasi perjuangan beliau. 1. Salimul Aqidah. Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah swt 2. Shahihul Ibadah. Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul sallallah ’alaihi wasallam yang penting, dalam satu hadisnya; beliau menyatakan: 'solatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku solat.' 3. Matinul Khuluq. Akhlak yang kukuh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah mahupun dengan makhluk-makhluk-Nya. 4. Qowiyyul Jismi. Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi peribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani bererti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fizikalnya yang kuat. Rasulullah sallallah alaihi wasallam bersabda yang artinya: 'Mu'min yang kuat lebih aku cintai daripada mu'min yang lemah' (HR. Muslim). 5. Mutsaqqoful Fikri. Intelek dalam berfikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi peribadi muslim yang penting. Di dalam Al-Qur'an banyak firman Allah yang merangsang manusia untuk berfikir, contohnya firman Allah yang bermaksud: Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar dan judi. Katakanlah: 'pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.' Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: 'Yang lebih dari keperluan.'Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir (QS 2:219). 6. Mujahadatun Linafsihi. Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatun linafsihi) merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut kesungguhan untuk bermujahadah(bersungguh-sungguh)melawan hawa nafsu. 7. Harishun 'ala Waqtihi. Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah s.w.t banyak bersumpah di dalam Al-Qur'an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan sebagainya. 8. Munazhzhamun fi Syu'unihi. Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) antara kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur'an maupun sunnah. 9. Qodirun 'alal Kasbi. Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. 10. Naafi'un Lighoirihi. Bermanfaat bagi orang lain (nafi'un lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang bermaksud sehingga dimanapun kita berada, orang disekitar kita merasakan kehadiran kita karena bermanfaat kepadanya. Pandangan penulis:Mungkin susah untuk kita menjadi yang terbaik di dalam semua perkara. Namun,kita boleh gunakan panduan ciri peribadi ini sebagai "cermin" kepada diri kita dalam usaha membentuk peribadi Muslim yang mantap.Mahukah kita menjadi Mu'min yang tidak berkualiti di sisi Allah? renung-renungkan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar